Refleksi dari Podium Juara: Membangun Titik Temu Olahraga dan Pendidikan di Malang
Taufik Manajer & Pelatih Tim Cricket Kota Malang
INFO TERKINI
7/9/20252 min read
Keberhasilan tim Cricket Kota Malang meraih juara umum dalam ajang PORPROV Jawa Timur 2025 adalah prestasi yang layak mendapat apresiasi. Di tengah dominasi olahraga arus utama seperti sepak bola, capaian ini menjadi bukti bahwa semangat, kerja kolektif, dan dedikasi yang tinggi mampu membawa hasil besar, bahkan di cabang yang belum populer seperti cricket. Namun, kemenangan ini juga menyisakan pertanyaan penting: apakah prestasi ini lahir dari sistem pembinaan yang kokoh, atau justru dari perjuangan yang berjalan tanpa sistem?
Sebagai pelatih dan akademisi yang terlibat langsung dalam proses ini, saya menyaksikan sendiri bagaimana persiapan hanya mengandalkan dua fase Pusat Latihan Kota (Puslakot I dan II), yang pelaksanaannya masih jauh dari ideal. Seleksi atlet belum sepenuhnya berbasis performa, data pendukung teknis masih minim, dan tidak ada evaluasi yang menyeluruh. Kita menang bukan karena sistem yang mapan, tetapi karena dedikasi luar biasa dari individu-individu yang melampaui batas peran formal mereka.
Model pembinaan seperti ini tentu tidak bisa menjadi andalan jangka panjang. Untuk menciptakan prestasi yang berkelanjutan, kita memerlukan fondasi sistemik yang kuat. Salah satu pendekatan yang relevan adalah Long-Term Athlete Development (LTAD), dikembangkan oleh Istvan Balyi, yang menekankan pengembangan atlet secara bertahap sesuai usia dan kematangan biologis, dengan memperhatikan aspek fisik, mental, sosial, dan pendidikan. Banyak negara dengan sistem olahraga yang maju mengadopsi model ini karena menyatukan pembinaan usia dini dengan dunia pendidikan sebagai basis pembentukan karakter dan performa.
Kota Malang sejatinya memiliki modal kuat untuk mengadopsi pendekatan ini. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Malang untuk PPDB 2025, tercatat ada 404 sekolah dasar dan menengah (SD–SMP) negeri maupun swasta yang siap menampung lebih dari 25.890 siswa baru. Sementara data Kemendikbudristek mencatat di Kecamatan Kedungkandang saja terdapat 28 SMA dan 10 SMK negeri, belum termasuk sekolah lainnya di empat kecamatan lain. Potensi besar ini belum dimanfaatkan secara strategis untuk pengembangan olahraga.
Tak hanya itu, Malang dikenal sebagai kota pendidikan, rumah bagi kampus-kampus besar seperti Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Islam Negeri (UIN Maliki), dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Institusi ini memiliki sumber daya akademik dan fasilitas yang bisa menjadi pusat sport science, pelatihan lanjutan, hingga pengabdian masyarakat berbasis olahraga. Sayangnya, belum ada kebijakan konkret yang menjembatani sinergi antara dunia pendidikan tinggi dan sistem pembinaan olahraga prestasi.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan telah menekankan pentingnya pembinaan yang berjenjang, berkelanjutan, dan berbasis pendidikan. Jika ekosistem itu bisa dibangun melalui program beasiswa atlet, kompetisi antar sekolah dan kampus yang rutin, hingga pelibatan fakultas keolahragaan dalam riset dan pelatihan, maka pembinaan olahraga tak lagi bersifat sporadis atau event-based. Kita tak perlu menunggu momen PORPROV untuk mulai serius melatih.
Kemenangan ini tentu membanggakan, tapi tidak boleh menjadi puncak dari gunung es yang rapuh di bawahnya. Sebaliknya, biarlah ia menjadi wake-up call bahwa keberhasilan sejati adalah ketika kita mampu menciptakan sistem yang melahirkan prestasi secara berkelanjutan, bukan sekadar mengejutkan.
Dengan menjadikan pendidikan sebagai poros utama, Kota Malang berpeluang besar menjadi model nasional bagi pembinaan olahraga yang terstruktur, inklusif, dan berkelanjutan. Kuncinya: kemauan untuk berbenah dan keberanian untuk membangun sistem yang berpihak pada masa depan.
Daftar Pustaka
Balyi, I., & Hamilton, A. (2004). Long-Term Athlete Development: Trainability in Childhood and Adolescence. Canadian Sport Centres.
Green, M., & Houlihan, B. (2005). Elite Sport Development: Policy Learning and Political Priorities. Routledge.
Bailey, R., et al. (2010). Participant Development in Sport: An Academic Review. Sports Coach UK.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan.
Dinas Pendidikan Kota Malang. (2024). Data PPDB 2025.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI. (2024). Referensi Data Pendidikan. https://referensi.data.kemdikbud.go.id
Tim Cricket Kota Malang memulai langkahnya dari semangat kolektif, bukan sistem mapan, ini awal dari cerita juara.
OUR ADDRESS
Perum Pondok Bestari Indah, Blk. B1 No.49B, Dusun Klandungan, Landungsari, Kec. Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65151
CONTACT US
WORKING HOURS
Monday - Friday
9:00 - 18:00
