Andai Timnas Lolos Piala Dunia

ULASAN

Arif Subekti

10/16/20253 min read

Andai Timnas Sepakbola kita kemarin menang lawan Arab Saudi dan Irak, hingga lolos langsung Piala Dunia 2026 di Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat. Apa yang akan terjadi? Pasti, akan terjadi sesuatu, setidaknya di Sumbersari, atau bahkan di seluruh negeri. Mari berandai-andai sesuatu itu.

Andai Timnas Sepakbola Indonesia lolos Piala Dunia 2026, merchandise di perempatan Pasar Besar akan kehabisan stok, baik jersey, bendera, pernak-pernik timnas dan lainnya. Stand jersey di pinggir jalan akan bertambah jumlahnya, melebihi ramai penjual bendera tiap bulan Agustus. Omset toko jersey dadakan ini akan bersaing ketat dengan Sport Station di mall-mall. Gelaran turnamennya memang pertengahan tahun 2026, tapi sejak timnas dinyatakan lolos, pedagang kaki lima akan ketiban rejeki dengan menjual pernak-pernik timnas sepakbola.

Komplain terhadap apparel timnas akan pupus ditelan kebahagiaan dan rasa syukur gibolis Endonesa. Kritik desain yang terlalu sederhana, namun harganya mehong, digantikan dengan keyakinan bahwa apparel timnas kali ini adalah kostum keberuntungan. Bahan yang katanya belum bisa menyerap keringat dengan optimal, sebagaimana dikeluhkan Shin Tae-yong, justru dinilai sebagai style baru dalam fashion olahraga. Bukankah semakin bersimbah keringat kala berolahraga, adalah kepuasan batiniah tak ternilai?

Ilustrasi: Active Movement Indonesia

Andai Timnas Sepakbola Indonesia lolos Piala Dunia di Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat, kafe, warkop, restoran, hotel, tempat wisata, bahkan perpustakaan kampus, akan rajin mengadakan nonton bareng sejak Juni hingga Juli 2026. Lagu-lagu berhaluan gobolisme Endonesa bertalu-talu di ruang-ruang cozy resto, lobby hotel, hingga MP3 player pemilik angkringan. Garuda Di Dadaku (NTRL), Tendangan dari Langit (Kotak), Dari Mata Sang Garuda (Pee Wee Gaskins), atau Juara Sejati (Dewa 19) jadi playlist favorit; selain Tanah Airku dan Yo Ayo Ayo Indonesia Ku Ingin Kita Harus Menang.

Itu baru permulaan. Besar kemungkinan, lagu-lagu baru akan tercipta, hasil olah rasa dari Denny Caknan, Ahmad Dhani, Yovie Widiyanto, Ndarboy Genk, Laleilmanino, Iwan Fals, hingga Rich Bryan dan AgnezMo. Kita bayangkan, potongan lirik lagunya Ahmad Dhany feat Denny Caknan adalah “Inggris kita linggis, Amerika kita setrika”, begitu.

Andai timnas yang dilatih Patrick Kluivert itu lolos Piala Dunia, kalender akademik sekolah akan berubah cukup drastis. Pembagian rapot dimajukan, dari 19 Juni ke 9 Juni 2026. Demikian pula libur kenaikan kelas, digeser dari 22 Juni-3 Juli, ke 11 Juni hingga 25 Juli 2026, dan ada klausul perpanjangan libur sekolah jika timnas mampu melewati menembus 32 besar. Hal ini sudah menjadi Keputusan bersama antara Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Muncul generasi baru gibolis Endonesia yang lebih mengidolakan Jay Idzes daripada Virgil Van Dijk (kapten dari timnas pusat), atau lebih cinta FC Bhayangkara daripada FC Barcelona. STM Jurusan Animasi atau Prodi DKV menginisiasi film kartun sepakbola Indonesia yang—kendatipun mirip-mirip Captain Tsubatsa—sangat nasionalis, patriotis, pancasilais, tapi tetap syar’iy. Pendidikan agama dan kewiraan dengan mudahnya diajarkan pada anak-anak sejak PAUD dan TK lewat sepabola. Luar biasa.

Andai timnas merah putih lolos Piala Dunia 2026, TVRI sebagai pemegang hak siar mengalami kejayaan kembali seperti era Orde Baru. Tayangannya dapat dinikmati gratis tanpa berlangganan—ehm. Kalau pembukaan Piala Dunia dilaksanakan sore hari menjelang maghrib waktu Amerika, anggap jam 17.00 waktu sana, maka program acara shubuh di TVRI, seperti Jejak Islam, Serambi Islam, bahkan Klik Indonesia Pagi, dan Jendela Negeri akan libur sementara. Kick off pas jam pertama perkuliahan masuk, jam 07.00 WIB op tijd.

Efek dominonya, indek keterlambatan pelajar dan mahasiswa masuk kelas pagi; juga indeks keterlambatan dan ijin tidak masuk kerja bagi ASN dan prekariat lainnya; keduanya meningkat tajam. Trend ini diamini oleh pihak Biro Pusat Statistik, serta tujuh lembaga survei top di Indonesia. Itu semua demi apa? Demi nonton timnas main Piala Dunia lah.

Duo pundit bola pujaan rakyat Indonesia Raya, Coach Justin—yang kita ingat, mendukung penggantian Shin Tae Yong dengan ‘pelatih asal Belanda’—dan Bung Towel—yang kritis kepada Shin Tae Yong dan memuji Kluivert sepenuh hati—akan menghiasi layar tivi, layar handphone, layar laptop, layar tablet, juga layar proyektor kita. Mereka berdua ada di podcast Youtube, di TVRI, RRI, dan juga sosial media. Gibolis Endonesia sepenuhnya beriman kepada komentarnya, yang terbukti nyata komentar dan prediksinya: Timnas Indonesia di bawah Patrick Kluivert berhasil lolos di Piala Dunia.

Sayang sekali, itu cuma andai-andai (lumut).